Tuberkulosis
TBC adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri tuberkulosis, bakteri ini ditemukan oleh Robert Koch pada tahun 1882, sehingga TBC paru sering disebut juga KP(Koch Pulmonum). Sumber penularan utama adalah dahak (sputum) yang berasal dari batuk penderita TBC, penularan umumnya melalui udara dan terutama mengenai paru-paru, hanya sebagian kecil yang mengenai bagian tubuh lain seperti kelenjar getah bening, selaput otak, tulang, dan usus. Jumlah penderita penyakit ini di negara kita masih cukup tinggi, berada diurutan ketiga di dunia setelah Cina dan India, bahkan beberapa tahun terakhir menunjukkan peningkatan. Untuk penanggulangan TBC pemerintah telah mencanangkan Gerakan Terpadu Nasional Penanggulangan Tuberkulosis (Gerdunas TBC) yang melibatkan berbagai pihak termasuk masyarakat.
Gejala penyakit
- Batuk terus menerus dan berdahak selama 3 minggu atau lebih, namun pada anak kecil kadang tidak disertai batuk.
- Dahak campur darah. Sesak nafas, nyeri dada.
- Nafsu makan dan berat badan turun.
- Badan lemas, demam dan berkeringat di malam hari .
- Pada anak sering ditemukan benjolan di leher atau di ketiak.
- Ada riwayat kontak dengan penderita TBC
Pemeriksaan dahak (Sputum)
Pemeriksaan ini penting dilakukan pada penderita dewasa dan anak besar untuk menemukan kuman penyakit TBC. Dahak yang terbaik untuk diperiksa adalah pagi hari, karena paling banyak mengandung kuman dibandingkan pada saat lain. Untuk memperbesar kemungkinan ditemukan kuman, pemeriksaan sebaiknya dilakukan 3 kali berturut-turut. Dahak yang dikeluarkan harus berasal dari seluruh nafas bagian bawah, bukan dahak tenggorokkan atau air ludah. Dahak tersebut harus dikeluarkan dengan cara dibatukkan yang kuat. Dahak tersebut ditampung di tempat bersih (tempatnya dapat minta di laboratorium), di tutup rapat dan cepat di bawa ke Laboratorium untuk diperiksa.
Di laboratorium dahak diwarnai dengan pewarnaan khusus, sehingga kuman akan tampak jelas bila dilihat dibawah mikroskop. Dengan pembesaran 1000 kali kuman tampak berupa batang lurus ramping, kadang sedikit bengkok berukuran panjang 0,8 – 5 mikron dan tebal 0,2 – 0,5 mikron.
Ditemukannya kuman dalam dahak, sangat memastikan adanya penyakit TBC. Namun tidak ditemukannya kuman, belum memastikan tidak adanya TBC, untuk itu perlu pemeriksaan lain.
Pemeriksaan Rontgen Paru
Pemeriksaan rontgen paru sangat membantu untuk mengetahui adanya TBC paru, serta mengetahui hasil pengobatan. Pada gambaran rontgen paru penderita TBC dapat ditemukan infiltrat yang berupa awan atau bercak-bercak putih pada paru, pembesaran kelenjar getah bening pada hilus (saluran nafas), adanya cairan kantong paru (pleural efusion), adanya kaverne (rongga kecil akibat kerusakan akibat jaringan paru). Pemeriksaan rontgen juga dengan cara melihat gambarannya dan membandingkan dengan gambaran sebelumnya. Oleh karena itu pada pemeriksaan ulang, foto rontgen sebelumnya harus dibawa.
Pada penderita TBC yang telah sembuh , gambaran rontgen dapat kembali normal, namun sebagian penderita sering masih meninggalkan bekas berupa garis-garis putih (fibrotik) dan perkapuran (kalsifikasi). Pada TBC yang masih awal atau sudah dalam proses penyembuhan, hasil rontgen kadang sulit memberikan gambaran yang jelas, sehingga sering hanya disimpulkan sebagai suspect (dugaan), dimana untuk memastikan perlu pemeriksaan lain dan evaluasi lanjut. Beberapa penyakit infeksi seperti pneumonia, kadang menunjukkan gambaran rontgen yang sulit dibedakan dengan TBC terutama pada anak, oleh karena itu pada keadaan tersebut diperlukan juga pemeriksaan lain.
Test Mantoux
Test Mantoux atau tuberkulin merupakan pemeriksaan penting untuk membantu menentukan adanya penyakit TBC, terutama pada anak. Tes ini dilakukan dengann cara menyuntikkan sedikit protein yang berasal dari kuman TBC ke dalam kulit, sehingga timbul benjolan kecil, bekas suntikan ini kemudian dilihat lagi setelah 2 - 3 hari (48 – 72 jam), bila benjolan tersebut hilang atau hanya menyisakan benjolan sangat kecil (dibawah 5 mm), maka hasil test Mantoux dinyatakan negatif. Bila benjolan membesar dan merah namun diameter hanya 6 - 9 mm, dinyatakan positif lemah, bila 10 – 15 mm dinyatakan positif, bila > dari 15 mm dinyatakan positif kuat. penilaian hasil test Mantoux positif dan negatif, untuk menentukan ada atau tidaknya TBC harus sangat hati-hati, harus melihat berapa kuat positifnya serta mempertimbangkan gejala dan hasil pemeriksaan lain. Hasil test Mantoux yang positiif selain pada TBC, kadang juga bisa timbul pada alergi, setelah vaksinasi BCG, namun biasanya positifnya tidak kuat.
Sebaliknya penderita bisa memberikan hasil test Mantoux negatif pada keadaan gizi buruk, TBC berat atau TBC yang masih baru.
Laju Endap Darah (LED)
Pemeriksaan LED sering dilakukan untuk membantu menetapkan adanya TBC dan mengevaluasi hasil pengobatan atau proses penyembuhan selama dan setelah pengobatan. Pemeriksaan LED dilakukan dengan mengukur kecepatan mengendap sel darah dalam pipet khusus (pipet westergreen), pada orang normal nilai LED dibawah 20 mm/ jam. Pada penderita TBC nilai LED biasanya meningkat, pada proses penyembuhan nilai LED akan turun. Penilaian hasil LED harus hati-hati, karena hasil LED juga dapat meningkat pada penyakit infeksi bukan TBC.
PCR-TB (Polymerase Chain Reaction Tuberculosa)
Pemeriksaan ini memeriksa adanya DNA kuman TBC dalam dahak, dapat mengetahui adanya kuman TBC dalam jumlah yang sangat sedikit. Sangat berguna untuk membantu menetukan diagnosa TBC yang masih meragukan. Namun untuk evaluasi kesembuhan harus hati-hati, karena kuman TBC yang sudah matipun dapat memberikan hasil PCR-TB positif.
IgG – Anti TB
Pemeriksaan ini dilakukan dengan memeriksa adanya antibodi TBC yang timbul pada penderita TBC. Pemeriksaan ini hanya bermanfaat untuk menentukan adanya TBC tapi kurang bermanfaat untuk mengevaluasi proses penyembuhan, hasil pemeriksaan ini sering tetap positif walaupun penderita sudah sembuh. Ketepatan hasil pemeriksaan ini hanya sekitar 60 – 70 %, sehingga harus hati – hati dalam menilai hasil, perlu konfirmasi dengan gejala klinis dan hasil pemeriksaan lain.
Diagnosa TB
Diagnosa penyakit TBC ditegakkan berdasarkan gejala klinik, dibantu dengan pemeriksaan sputum BTA 3 kali (bisa dilakukan pada orang dewasa dan anak besar), pemeriksaan rontgen (dilakukan pada anak dan dewasa), test Mantoux (terutama pada anak – anak) dan LED (Laju Endap Darah), bila masih meragukan, ditambah pemeriksaan IgG- Anti TB, Kultur BTA.
Pengobatan
TBC saat ini bukan termasuk penyakit yang tidak bisa disembuhkan, penyakit ini bisa disembuhkan dengan obat – obatan anti TBC seperti Rifampicin, INH, Pirazinamid, Ethambutol, yang harus diminum secara teratur selama 6- 9 bulan, dengan cara dan dosis yang ditentukan oleh dokter. Pengobatan tidak boleh terputus, karena berbahaya dapat menyebabkan timbul kuman TBC yang tahan atau resisten obat.
Pencegahan :
- Jangan meludah di sembarang tempat.
- Bila batuk, mulut ditutup dengan saputangan.
- Bawa ke dokter bila ada keluarga atau tetangga yang batuk lebih dari 3 minggu.
- Periksa ke dokter bila anak berat badannya turun atau tidak naik, serta sering demam.
- Penderita TBC dewasa harus segera diobati dengan benar karena merupakan sumber penularan.
- Periksakan ke dokter bila anak kontak dengan penderita TBC.
- Bayi harus divaksinasi BCG (dapat mencegah TBC 50-80%).